Senin, 08 Juli 2013

Trustworthy : Beban dan Manfaat

Malam in agak sedikit berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Sudah seminggu ini tubuh tak henti-hentinya bergerak, beraktifitas dan melakukan banyak hal untuk menjaga stabilitas semangat adik-adik bem fkip 2012 dan 2011. Kita saat ini sedang sibuk-sibuknya menjalankan amanah masyarakat fkip. Maka, sekali saja tidak ada seorang kk di sisi mereka akan sangat berakibat fatal. Apalagi jika tidak ada komunikasi. Tiba-tiba menghilang. Maka jangan salahkan kalau para staff juga menghilang. Karenanya tubuh yang sudah bertambah bobot ini sangat berpengaruh terhadap nyala semangat yang ada di dada-dada mereka. Para generasi penerus. Para penyambut tongkat estafet kepemimpinan di kampus yang sangat di minati para adik-adik SMA saat ini.
Namun ternyata tidak berjalan semulus yang diperkirakan sebelumnya. Untuk orang-orang yang sangat dipadati oleh hal-hal positif seperti ini sering di benturkan dengan agenda-agenda lain tak jauh pentingnya. Apalagi jika agenda tersebut bertambrakan dengan jadwal kuliah. Timbul pertanyaan besar didalam benak ini, amanah orang tua atau amanah Negara (dalam hal perbaikan personality dan karakter) ?? pertanyaan ini menyerbu semua relung yang ada didalam otak sehingga memunculkan beberapa perspektif berbasis asas kebermanfaatan. Mulai dengan menentukan skala prioritas. Walaupun tidak dipungkiri, pilihan yang paling mudah adalah meninggalkan kuliah dan memenuhi amanah Negara. Tapi, masih terbayang wajah kedua orang tua didesa. Wah kalau mereka tau bisa gawat. Bagi mereka kuliah adalah segalanya. Biasa pemikiran kuno yang sudah tidak percaya dengan keadaan. Sudah dikecewakan oleh lingkungan yang ‘abu-abu’. Ini yang disebut penggalauan akibat amanah. Bukan seperti anak-anak muda saat ini yang mudah galau oleh lagu-lagu bernada minor.
Menurut pikir sederhana saya Amanah merupakan sebuah beban yang memberikan manfaat didalamnya. Kita kunci dua kata kunci didalam kalimat ini. Ada beban dan manfaat. Dengan ini saya akan sedikit mengelaborasi sudut pandang amanah dari 2 sisi yang berbeda ini.
Mengapa saya sebutkan kalau amanah itu beban? Yah jelas semua orang tau. Mana ada orang yang mau dengan mudah memutuskan untuk memikul suatu amanah. Bahkan, imam Syafe’I pin mengatakan kepada murid pengajiannya pada waktu itu. “wahai murid-murid yang saya sayangi, menurut kalian, apakah yang paling berat didunia ini??” dan muridnya serentak menjawab dengan nada polos “gajah pak ustadz.” Seuntai senyum menggores bibir sang ustadz, lalu dia menjelaskan. “sesungguhnya yang paling berat didunia ini adalah AMANAH.” Cerita lain datang dari sahabat Rasulallah SAW. Yakni, Umar bin Khatab r.a. seorang sahabat yang memiliki kekuatan yang luar biasa ini, yang katanya setan pun berlari ketika terlihat umar sedang berjalan kearah mereka, pun tak kuasa ketika diamanahi oleh Rasulallah SAW menjadi seorang Khalifah pada masa Khulafaurasyidin. Beliau sontak meneteskan air mata pada saat Rasulallah SAW amanahkan menjadi pemimpin pada zaman ini. Seorang Umar yang sekuat irupun tidak sanggup menerima amanahyang datang dari Rasul. Namun, beliau harus mengambil amanah ini karena amanah itu adalah bukti kepercayaan Rasulallah kepadanya dan amanah itu datang dari Allah S.W.T. dari beberapa hikmah diatas, kita tau betapa berat menerima amanah. Amanah harus kita tunaikan. Kita jalankan dengan jujur. Amanah yang hadir tentu harus diterima layaknya seorang tamu yang ingin mengunjungi kehidupan kita. Insyaallah. J
Point selanjutnya adalah amanah itu adalah manfaat. Ini saya buktikan sendiri sebagai seorang yang menjadi aktivis kampus. Sejak pertama kuliah, saya memutuskan untuk ikut bergabung bersama BEM FKIP Unsri yang pada saat itu di pimpin oleh Firmansyah. Pada kepengurusan beliau, saya yang pada saat itu masih buta dan tidak begitu tahu tentang organisasi, diamanahi oleh beliau untuk menjadi kepala dinash olahraga dan seni. Waduh, sungguh berat rasanya menerima pinangan beliau terhadap orang yang baru mencicipi dunia kampus. Dengan segala konsekuensi, saya menyetujui untuk menjadi salah satu kabinet Bem pada saat itu. Selama kehidupan kampus berjalan rasanya saya mengalami peningkatan secara perlahan tapi pasti. Saya sudah mulai terbiasa menjadi public figure sebagai pimpinan. Walau sangat riskan bagi saya. Bisa membuat kepala ini mengeras (baca : keras kepala). Satu hal yang saya yakini bahwa saya tidak anak pernah meminta amanah. Namun ketika di beri, saya akan berusaha semampu saya untuk memenuhi amanah tersebut. Sampai sekarang saya tidak pernah menjadi orang yang ‘santai’. Saya selalu pulang lebih akhir dibandingkan teman-teman satu kelas. Nah, lalu dimana manfaatnya? Saya berkesimpulan bahwa manfaat yang saya dapatkan tentu tidak serta merta nampak dan cepat. Saya mulai tahu tentang agama, tentang tenggang rasa dan bagaimana memahami orang lain. Sungguh amanah dapat menjadi batu loncatan unutk menjadi pribadi yang berkualitas. Sungguh benar-benar bermanfaat bukan? Super sekali J
Dari semua elaborasi yang coba saya jabarkan diatas tentu menyatakan bahwasanya amanah sebetulnya memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita sebagai mahluk Allah. Karena pada hakikatnya, kita memang diamanahkan oleh Allah untuk menjadi seorang pemimpin dimuka bumi ini (baca Qs. Al-Baqarah : 30). Dengan memaknai amanah, kita bisa menanamkan nilai-nilai positif didalam diri kita. Apalagi ketika kita memiliki nilai kebermanfaatan yang lebih dilingkungan sekitar kita, akan ada sensasi yang sangat luar biasa timbul dari dalam hati. Perasaan senang dan bahagia karena sudah bermasil menolong orang lain. Rasa bangga seketika menyeruak didalam dada. Orang bijak pun bilang, “sebaik-baik manusia, adalah manusia yang bermanfaat.” Maka dari itu, jangan sia-siakan amanah yang saat ini anda, kita jalani. Paling kecil adalah amanah orang tua tentunya. Jangan lupa juga amanah Negara dong ya. Selamat malam dan sampai berjumpa pada tulisan saya selanjutnya. []



Harry Utama Putra
Wakil Gubernur mahasiswa FKIP
Penerima manfaat BAKTI NUSA | Dompet Dhuafa
Divisi Motivasi dan konsep diri IN_Care
Pengusaha Muda Indonesia
@harryUP_10
harryutamaputra.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar