1. Secara umum, Model Pembelajaran merupakan kerangka konsep sebagai pedoman dalam mengatur materi
pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Jenis-jenis model pembelajaran yang sesuai untuk
diterapkan pada pelaksanaan proses pembelajaran PAKEM ialah :
1.
Koperatif
(CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran
koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas, dan rasa senasib.
2.
Kontekstual
(CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan.
3.
Realistik
(RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic
Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola
guided reinvention dalam
mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu
matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk
digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal
(reorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan mateastika).
4.
Pembelajaran
Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan
yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar
akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.
Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan
terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut
dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem
Based Learning)
Model
pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa,
untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6.
Problem
Posing
Problem
posing yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan
kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami.
7.
Problem
Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran
dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga
bisa beragam (multi jawab, fluency).
8.
Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
9.
Pembelajaran
Bersiklus (cycle learning)
Ramsey
(1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari
eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan
aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi
berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi
berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
10. Reciprocal
Learning
Weinstein
& Meyer (1998)
mengemukakan
bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa
belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999)
mwengemukan bahwa
belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi,
hipotesis.
11. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
12. TGT (Teams Games
Tournament)
Penerapan
model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa
sama bisa berbeda.
13. VAK
(Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model
pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan
ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa
yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya.
14. AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition)
Model
pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi
yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara
siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.
15. TAI (Team
Assisted Individualy)
Terjemahan
bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK)
dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah pada
siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan, tidak menerima bentuk jadi dari guru.
Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
16. STAD (Student
Teams Achievement Division)
STAD
adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif, sajian-presentasi kelompok
sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap
siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
17. NHT (Numbered
Head Together)
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan
persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa
tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat
tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor
siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri
reward.
18. Jigsaw
Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
19. TPS (Think Pairs
Share)
Guru
menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja
kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi
kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan
hasil kuis dan berikan reward.
20. GI (Group
Investigation)
Pengarahan,
buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan
investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas,
misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam
sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf
sekolah), pengoalahan
data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor
perkembangan siswa,
umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21. MEA (Means-Ends
Analysis)
Model
pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah
dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis
heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi
perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi
solusi.
22. CPS (Creative
Problem Solving)
Ini
juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui
teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan
suatu permasalahan.
23. CORE
(Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya
adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide
untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E)
mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
24. Debate
Debat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.
Debat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.
25. Role
Playing
Guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjuk beberapa
siswa untuk mempelajari skenario
tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa
untuk melakonkan skenario
yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh
pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan dan refleksi.
26. Hybrid
Model hybrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan computer-internet.
Model hybrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan computer-internet.
27. Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
28. Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan.
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan.
29. Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward.
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward.
30. Circuit Learning
Pembelajaran
ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola
bertambah dan mengulang.
3.
Aplikasi Model Pembelajaran yang
sesuai dengan mata pelajaran yang pernah saya ikuti waktu SMA adalah :
1.
Metode Kontekstual
(CTL, Contextual
Teaching and Learning) pada saat pelajaran Biologi ketika SMA. Dimana
pembelajaran biologi dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah,
terbuka, negosiasi) oleh guru Biologi yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan.
2.
Role Playing
Pada
saat pelajaran Bahasa Inggris, guru mengarahkan siswa untuk mempelajari skenario yang telah ditentukan,
pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk
melakonkan skenario
yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh
pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan dan refleksi.
3.
Probing-prompting
Ketika pelajaran Kewarganegaraan, guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Ketika pelajaran Kewarganegaraan, guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
0 komentar:
Posting Komentar